Halini dikarenakan setiap suku bangsa memiliki kekhasan tersendiri, seperti bahasa, sastra, nyanyian, tarian, musik, dan adat istiadat. Namun demikian, hubungan antar subetnis cukup harmonis dan terjalin erat. Di samping terdapat suku bangsa asli, di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam juga terdapat suku bangsa pendatang dan keturunan bangsa asing. 6Ciri Ciri Lagu Daerah atau Musik Tradisional Yang Ada di Indonesia Beserta Pengertiannya dan beberapa contoh alat musik yang di gunakan. Serune Kalee adalah salah satu alat musik yang berasal dari daerah propinsi aceh, sumber bunyi alat musik ini berasal dari aerofon, sedangkan cara memainkan alat musik ini dengan cara ditiup, terdapat Gagasanpokok paragraf 1: Indonesia kaya akan seni dan tradisi peninggalan nenek moyang. Gagasan pokok paragraf 2: Dari berbagai alat musik daerah, ada sebuah alat musik yang disebut garantung. Gagasan pokok paragraf 3: Alat musik garantung terbuat dari kayu yang terdapat tujuh bilah kayu yang digantung di atas sebuah kotak. Fast Money. - Aceh merupakan provinsi Indonesia yang dikenal dengan nama Serambi Makkah karena kentalnya budaya Islam di sana. Aceh memiliki beragam kebudayaan, salah satunya adalah kesenian seperti tarian dan nyanyian. Berikuta adalah tiga lagu daerah khas Aceh berikut lirik dan maknanya Lagu Aceh Lon Sayang Lirik lagu Aceh Lon Sayang Daerah Aceh, tanoh lon sayangNibak tempat nyan, lon udep mateeTanoh keuneubak, indatu moyangLampoh deungon blang luah bukeon leeTanoh kenuneubak, na so peutimangNa so peuseunang, keureuja mateeHate nyang susah, lon rasa seunangAceh lon saying, sampo’an mateeHate nyang susah, lon rasa seunangAceh lon saying, sampo’an matee Makna laguLagu Aceh Lon Sayang memiliki makna kecintaan masyarakat Aceh terhadap tanah lahirnya Aceh. Aceh adalah daerah yang kaya akan sumber daya alam pemberian Tuhan sehingga masyarakatnya bisa hidup makmur mengandalkan tanah dan ladang. Lagu ini menyimbolkan rasa syukur dan cinta terhadap tanah Aceh yang kaya. Baca juga Dek Sangke dan Cuk Mak Ilang, Lagu Daerah Sumatera Selatan Bungong Jeumpa Lirik lagu Bungong Jeumpa Bungong jeumpa, bungong jeumpaMeugah di AcehBungong teuleubeuh, teulebeuhIndah lahoinaPuteh kuneng meujampu mirahBungong si-ula si-ulaLam sinar buleun, lam sinar buleunAngen peu ayonLuroh meususon, meususon yang mala malaMangat that meubeuu meunyo tatem comLeupat that harom si bungong jeumpa Makna lagu Bungong Jeumpa Bungong Jeumpa atau dalam bahasa Indonesia berarti bunga kantil adalah tanaman endemik Aceh yang harum dan indah. – Materi Seni Budaya Kelas 8 Bab 4 “Teknik Bermain Alat Musik Tradisional” Bapak ibu guru serta para siswa yang berbahagia, pada postingan kali ini saya akan menyajikan materi pelajaran untuk mata pelajaran seni budaya kelas 8 jenjang SMP. Materi yang akan disajikan ini adalah materi yang telah diringkas atau di sederhanakan sedemikian rupa sehingga bisa memudahkan bagi para pelajar dan pendidik yang akan menggunakannya sebagai bahan belajar. Dengan belajar menggunakan materi yang telah diringkas, maka tentunya akan lebih mudah untuk di pelajari baik oleh guru maupun oleh siswa. Melalui postingan ini saya akan memberikan sajian ringkasan materi seni budaya kelas 8 yang sekiranya bisa meudahkan bagi sahabat pendidikan yang akan menggunakannya. Adapun meteri seni budaya kelas 8 bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional yang telah di sederhakan ini yaitu materi yang bersumber dari buku siswa seni budaya kelas 8 semester 1 kurikulum 2013 edisi revisi terbaru. Bagi anda yang di sekolahnya menggunakan buku pelajaran tersebut maka anda bisa menggunakan ringkasan materi ini untuk menjadi tambahan atau modul yang bisa memudahkan anda untuk belajar. Pembelajaran seni budaya dirancang berbasis aktivitas dalam sejumlah ranah seni budaya, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan teater yang diangkat dari kekayaan seni dan budaya sebagai warisan budaya bangsa. Aktivitas pembelajaran seni budaya tidak hanya dirancang di dalam kelas tetapi dapat melalui aktivitas baik yang diselenggarakan sekolah maupun di luar sekolah atau masyarakat sekitar. Pada materi seni budaya kelas 8 SMP khususnya yang ada pada bab 4, maka materi yang akan di pelajari diantaranya yaitu sebagai berikut A. Jenis Musik Tradisi Indonesia B. Teknik Memainkan Alat Musik C. Mengenal Musik AngklungD. Berlatih AngklungKhusus bagi siswa yang akan mempelajari materi seni budaya kelas 8 Bab 4 tentang Bermain Ansambel Musik Tradisional, maka ada beberapa tujuan pembelajaran yang harus dapat di capai pada pembelajaran ini, adapun tujuan tersebut yaitu sebagai berikut Setelah mempelajari Bab 4, siswa diharapkan mampu 1. Mengidentifikasi teknik bermain musik tradisional. 2. Mengidentifikasi gaya bermain musik tradisional. 3. Membandingkan teknik dan gaya bermain musik tradisional. 4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih teknik dan gaya bermain musik tradisional. 5. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih teknik dan gaya berlatih musik tradisional. 6. Mempraktikkan musik tradisional daerah setempat. 7. Mengomunikasikan teknik dan gaya bermain musik tradisional. Setelah anda memahami tentang tujuan yang harus di capai dari pembelajaran pada materi seni budaya kelas 8 bab 4 ini, maka bagi anda yang ingin melihat ringkasan dan rangkuman materinya dapat melihatnya pada postingan di bawah ini BAB 4 TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK TRADISIONAL A. Jenis Musik Tradisi Indonesia Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat disatukan. Pada praktiknya, musikalitas seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini di[1]sebabkan oleh faktor internal dan juga eskternal. Secara internal, mu[1]sikalitas dipengaruhi oleh bakat dalam dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh kesukaan atau kegemaran dan lingkungan tempat tinggal. Di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat popular di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah 30-40 kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. Nyanyian Didong diiringi dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri. Para pemusik masing-masing memegang sebuah bantal tepok di tangan kiri. Bantal tepok adalah sebuah bantal kecil berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20x40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi dengan reramu, semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga menggunakan benang sulaman khas Aceh. Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertunjukan musik tradisional di daerah Jakarta atau Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita. Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan-perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan dari daerah lain bagian tanah air. Orkes yang mengiringi bentuk nyanyian dan tarian ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut. 1. Sebuah gambang kayu. 2. Sebuah rebab. 3. Sebuah suling. 4. Sebuah kempul, kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk, krecek. 5. Gendang. B. Teknik Memainkan Alat Musik Instrumen musik tradisional sangat banyak macamnya. Selain dibagi menurut sumber bunyinya, alat musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Misalnya seperti di bawah ini. 1. Bentuk Tabung Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar bambu. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung,kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang dipukul, digoyang atau ditiup. 2. Bentuk Bilah Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang dihasilkan masih perlu didukung oleh perangkat lain, yakni wadah gema sebagai ruang resonator. Permukaan bilah dapat berupa bidang rata, dapat pula bidang cembung. Contoh alat musik berbentuk bilah adalah gambang, kolintang, saron, dan gender. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul. 3. Bentuk Pencon Istilah pencon berasal dari kata pencu Jawa, yaitu bagian yang menonjol dari suatu bidang datar atau yang dianggap da[1]tar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpuan pukulan. Baik pencu ke atas maupun ke samping pada umumnya terbuat dari logam. Di negeri kita alat musik jenis pencon ini terdapat cukup banyak. Yang menarik adalah alat sejenis ditata dengan sistem nada dan penyusunan yang berbeda-beda pada tiap daerah. Misalnya bonang Jawa dan Sunda, trompong Bali, kromong Betawi, talempong Minang, totobuang Ambon, dan kangkanong Banjar. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul. Berikut contoh alat musik dan cara memainkannya. a. Kentongan Bentuk Tabung Kentongan atau yang dalam bahasa lainnya disebut Jidor adalah alat pemukul yang terbuat dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat. Kegunaan kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya. Kentongan merupakan alat komunikasi zaman dahulu yang dapat berbentuk tabung maupun berbentuk lingkaran dengan sebuah lubang yang sengaja dipahat di tengahnya. Dari lubang, akan keluar bunyi-bunyian apabila dipukul. Kentongan biasa dilengkapi dengan sebuah tongkat pemukul yang sengaja digunakan untuk memukul bagian tengah kentongan untuk menghasilkan satu suara yang khas. b. Talempong Bentuk Pencon Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Pada bagian atas talempong, terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda[1]beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. C. Mengenal Musik Angklung Angklung merupakan alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan berkembang pada masyarakat suku Sunda digunakan untuk upacara yang berkaitan dengan tanaman padi. Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, selendro, dan madenda. Angklung jenis ini disebut angklung buhun. Kemudian, Pak Daeng Soetigna membuat angklung berlaraskan diatonis. Nada-nada angklung buhun dideskripsikan menjadi Dogdog lonjor memiliki 3 nada, Badud dan Badeng memiliki 4 nada, dan angklung Buncis memiliki 5 nada. Jenis-jenis angklung tersebut adalah 1. Angklung Kanekes Angklung ini sering dikenal sebagai angklung Badui, digunakan untuk upacara menanam padi. Angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu. 2. Angklung Gubrag Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk menghormati Dewi Padi. 3. Angklung Dogdog Lonjor Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan pada upacara Seren taun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah. 4. Angklung Badeng Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam, namun sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong juga dipakai berhubungan dengan ritual padi. 5. Angklung Buncis Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi. D. Berlatih Angklung Angklung yang dikembangkan di sekolah adalah angklung Padaeng. Angklung Padaeng terdiri dari 2 kelompok besar sebagai berikut. 1. Angklung melodi yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok. Angklung ini hanya terdiri dari dua tabung bambu. 2. Angklung pengiring yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok. Angklung ini terdiri dari tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung bambu adalah angklung dalam bentuk trinada misalkan akord mayor dan akord minor, sedangkan yang empat tabung adalah angklung yang merupakan catur nada misalnya untuk dominan septime G7, C7 dan lain-lain. Dalam bermain angklung tangan kiri digunakan sebagai gantungan sedangkan tangan kanan untuk menggoyangnya sehingga angklung berbunyi. itulah ringkasan materi seni budaya kelas 8 Bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional. Dari ringkasan tersebut maka dapat ditarik sebuah rangkuman materinya yaitu sebagai berikut Alat dan musik daerah di Indonesia amat beragam. Setiap daerah memiliki alat musik yang sumber bunyi dan cara memainkannya serta fungsi berbeda-beda. Musik tradisi Indonesia biasanya berfungsi sebagai pengiring tari dan wayang serta ritual upacara adat. Selain itu, musik tradisi juga mengiringi permainan tradisional. Alat musik dan karya musik tradisonal merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap peduli dan meneruskan demi anak dan cucu dikemudian hari. Demikianlah ringkasan dan rangkuman materi pada mata pelajaran seni budaya kelas 8 khususnya pada Bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional. Semoga postingan ini yang telah menyajikan tentang ringkasan dan rangkuman materi seni budaya kelas 8 senantiasa bisa bermanfaat bagi siapapun khususnya bagi warga pendidikan yang sedang membutuhkannya. Sekian dan Terimakasih. Teknik bermain alat musik tradisional merupakan salah satu cara konkret untuk ikut melestarikan budaya bangsa kita yang amat berharga ini. Mengapa? Karena di setiap daerah di Indonesia terdapat alat musik orchestra khas yang dikenal dengan nama karawitan. Namun demikian, setiap daerah memiliki namanya tersendiri. Di Jawa dan Bali disebut dengan Gamelan, di Sumatra Barat disebut dengan Talempong, di Sumatra Utara disebut dengan Gondang, sementara itu di Sulawesi Utara disebut dengan Kolintang. Oleh karena itu dengan mempelajari teknik bermain alat musik tradisional sama halnya dengan kita turut melestarikan dan merayakan keberagaman alat musik tradisional yang kita miliki. Selain itu, manfaat baik dari nilai estetis maupun ekonomis dapat pula kita rasakan. Mengapa? Tidak ada alat-alat musik yang sama di dunia, saat kita membawa budaya negeri sendiri maka kita akan menonjol dan lebih mudah untuk menarik perhatian dari masyarakat dunia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alat musik tradisional yang ada di Indonesia ini banyak sekali. Oleh karena itu akan lebih baik jika kita mengenali beberapa jenisnya terlebih dahulu. Berikut akan dipaparkan mengenai gambaran umum berbagai jenis musik tradisi Indonesia. Jenis Musik Tradisi Indonesia Musik adalah bahasa universal yang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Nada dan melodi yang indah juga selalu dengan mudah ditangkap dan diapresiasi oleh khalayak. Musik adalah media seni yang kuat, bahkan ada kata mutiara yang mengatakan bahwa musik dapat menyatukan segala jenis perbedaan. Musik Tradisi Aceh Berbicara mengenai perbedaan, negara kita juga memiliki banyak perbedaan, namun justru makin bersatu karena keberagaman tersebut. Begitu juga dengan berbagai tradisi musiknya. Sebagai contoh, di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat populer di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah 30-40 kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. Nyanyian Didong diiringi dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri. Para pemusik masing-masing memegang sebuah bantal tepok di tangan kiri. Bantal tepok adalah sebuah bantal kecil berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20×40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi dengan reramu, semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga menggunakan benang sulaman khas Aceh. Dengan mengayunkan bantal di tangan kiri secara serempak ke atas atau ke depan setiap kali menjelang tepuk tangannya, maka terjadilah suatu permainan gerak yang mengasyikkan dan sekaligus juga meramaikan tontonan kesenian Didong ini. Permainan bantal dengan menyanyi jika ditelisik hampir mirip dengan Saman, perbedaannya hanya terletak pada penggunaan properti. Musik Tradisi Jakarta Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertunjukan musik tradisional di daerah Jakarta atau Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita. Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan-perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan dari daerah lain bagian tanah air. Orkes yang mengiringi bentuk nyanyian dan tari ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut. Sebuah gambang kayu. Sebuah rebab. Sebuah suling. Sebuah kempul, kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk, krecek. Gendang. Sesuai dengan syair-syair nyanyian pada masa sebelum perang dunia kedua, hingga zaman pendudukan militer Jepang di Indonesia, gaya pengisi sisipan dalam interval-interval frase melodi yang agak panjang, di mana teks atau syair bakunya tidak dapat mengisi secara paralel kekosongan itu, maka sudah biasa penyanyi mengisinya dengan kalimat pendek yang tidak ada sangkut paut langsung dengan tendensi syair, yakni Si Nona disayang, atau Si Babah disayang. Sebenarnya kata Babah, adalah kata Arab, yang artinya Juragan, Tuan Majikan; sedangkan hababa berarti biji mataku sayang. Teknik Memainkan Alat Musik Instrumen musik tradisional sangat banyak sekali macamnya. Agar lebih mudah untuk menyelidikinya, kita dapat mengategorikannya berdasarkan aspek yang mirip atau sama. Salah satu caranya adalah dengan mengklasifikasikannya berdasarkan suaranya. Selain dibagi menurut sumber bunyinya, alat musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Pengategorian berdasarkan bentuk ini sangat berguna untuk menentukan teknik bermain alat musiknya pula. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 59 Klasifikasi alat musik tradisi berdasarkan bentuknya dilengkapi dengan teknik atau cara memainkannya adalah sebagai berikut. Alat Musik Tradisi Bentuk Tabung Bentuk tabung adalah bentuk umum dari alat musik tradisi yang memakai bahan dasar bambu. Dalam perkembangannya bahan bambu tersebut dapat digantikan dengan bahan lain, seperti kayu dan logam. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung contohnya meliputi calung, angklung, kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang dipukul kentongan, digoyang angklung atau ditiup suling. Bentuk Bilah Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang dihasilkan masih perlu didukung oleh perangkat lain, yaitu berupa wadah gema sebagai ruang resonator. Permukaan bilah dapat berupa bidang rata, dapat pula bidang cembung. Bahkan terkadang berupa irisan dari bentuk tabung. Contoh alat musik berbentuk bilah adalah gambang, kolintang, saron, dan gender. Cara memainkan alat ini umumnya dengan cara dipukul. Bentuk Pencon Istilah pencon berasal dari bahasa jawa, yaitu kata pencu yang artinya adlaah bagian yang menonjol dari suatu bidang datar atau yang dianggap datar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpuan pukulan. Pencu pada umumnya terbuat dari bahan logam, baik pencu ke atas maupun ke samping. Di Indonesia kita menemukan banyak alat musik jenis pencon ini. Menariknya, alat sejenis ini ditata dengan sistem nada dan penyusunan yang berbeda-beda pada tiap daerah. Misalnya bonang Jawa dan Sunda, trompong Bali, kromong Betawi, talempong Minang, totobuang Ambon, dan kangkanong Banjar. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul. Berikut adalah beberapa contoh alat music bentuk pencon dan cara memainkannya. 1. Kentongan Bentuk Tabung Kentongan atau terkadang disebut juga Jidor adalah alat pemukul yang terbuat dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat. Sebetulnya kegunaan kentongan ini adalah sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya. Ukuran kentongan berkisar antara diameter 40cm dan tinggi 1,5 m-2 m. Kentongan sering diidentikkan dengan alat komunikasi zaman dahulu yang sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan. Kentongan sudah ditemukan sejak awal masehi. Budaya kentongan ini sebetulnya dikenal berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina yang mengadakan perjalanan dengan misi keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng Ho menemukan kentongan ini sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Penemuan kentongan tersebut dibawa ke China, Korea, dan Jepang. Namun, tentunya setiap daerah memiliki sejarah penemuan yang berbeda dengan nilai sejarahnya yang tinggi. Di Nusa Tenggara Barat, kentongan ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX menggunakannya untuk mengumpulkan massa. Sementara itu di Yogyakarta ketika masa kerajaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa sering digunakan sebagai pengumpul warga. Di Pengasih, kentongan ditemukan sebagai alat untuk menguji kejujuran calon pemimpin daerah. Pada masa sekarang, penggunaan kentongan lebih bervariatif cara memainkannya. Kentongan berbentuk tabung maupun berbentuk lingkaran dengan sebuah lubang yang sengaja dipahat di tengahnya. Dari lubang, akan keluar bunyi-bunyian apabila dipukul. Kentongan biasa dilengkapi dengan sebuah tongkat pemukul yang sengaja digunakan untuk memukul bagian tengah kentongan untuk menghasilkan satu suara yang khas. Kentongan tersebut dibunyikan dengan irama yang berbeda-beda untuk menunjukkan kegiatan atau peristiwa yang berbeda. Pendengar akan paham dengan sendirinya pesan yang disampaikan oleh kentongan tersebut. 2. Talempong Bentuk Pencon Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak ditemukan dan digunakan. Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 cm, pada bagian bawahnya berlubang. Pada bagian atas talempong, terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbedabeda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Memainkan Talempong butuh kejelian dimulai dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si. Talempong biasanya dibawakan dengan iringan akordeon, yakni instrumen musik sejenis organ yang didorong dan ditarik dengan kedua tangan pemainnya. Selain akordeon, instrumen seperti saluang, gandang, sarunai dan instrumen tradisional Minang lainnya juga umum dimainkan bersama Talempong. Ada juga beberapa jenis alat musik tradisional suku minangkabau seperti pupuik daun padi, pupuik tanduak kabau, bansi, dan rabab pasisia j o pariaman. Mengenal Musik Angklung Angklung adalah alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan berkembang di masyarakat suku Sunda yang biasa digunakan untuk upacara yang berkaitan dengan tanaman padi kesuburan/agar tidak gagal panen. Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, selendro, dan madenda. Angklung jenis ini disebut angklung buhun. Kemudian, Pak Daeng Soetigna membuat angklung berlaraskan diatonis. Nada-nada angklung buhun dideskripsikan menjadi Dogdog lonjor memiliki 3 nada, Badud dan Badeng memiliki 4 nada, dan angklung Buncis memiliki 5 nada. Jenis-jenis angklung tersebut adalah Angklung Kanekes, Angklung ini sering dikenal sebagai angklung Badui, digunakan untuk upacara menanam padi. Jenis angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu. Angklung Gubrag, Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk menghormati Dewi Padi. Angklung Dogdog Lonjor, Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan pada upacara Seren taun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah. Angklung Badeng, Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam. Meskipun begitu, sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong angklung ini juga dipakai berhubungan dengan ritual yang berkaitan dengan padi. Angklung Buncis, Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi. Berlatih Angklung Salah satu pertunjukan musik angklung yang biasanya dikembangkan disebut dengan angklung Padaeng. Angklung Padaeng terdiri dari dua kelompok besar sebagai berikut. Angklung melodi, yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok. Karena diperuntukkan untuk melodi, angklung ini hanya terdiri dari dua tabung bambu. Angklung pengiring, yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok. Biasanya angklung ini terdiri dari tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung bambu adalah angklung dalam bentuk trinada misalkan akord mayor dan akord minor, sedangkan yang empat tabung adalah angklung yang merupakan catur nada misalnya untuk dominan septime G7, C7 dan lain-lain. Cara Bermain Angklung Dalam bermain angklung, tangan kiri digunakan sebagai bagian tubuh yang seakan dibuat menjadi gantungan. Sedangkan tangan kanan digunakan untuk menggoyangnya sehingga angklung berbunyi. Oleh karena itu, peganglah angklung dengan tangan kiri. Tangan kanan ditempatkan pada ujung bagian bawah angklung. Bunyikan sesuai panjang pendek nada dan berhenti jika rangkaian angklung yang lain telah berbunyi agar penampilan musik tidak terputus-putus. Referensi Tim Kemdikbud. 2017. Seni Budaya VIII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

di daerah aceh terdapat musik yang disebut